Sabtu, 05 Juli 2014

pemilu presiden dan pengaruhya terhadap pangan energi dan lingkungan.

Pemilu Presiden dan pengaruhya terhadap pangan, energi, dan lingkungan.

 

Selain masalah umum di bidang pangan , INDONESIA juga menjadi surga bagi para mafia, tidak kecuali mafia distibusi Pangan. Untuk 9 bahan pokok memang tidak terlalu  mencolok, tetapi  untuk diluar itu misalnya adalah :
1. Mafia ikan laut, maka ada mafia penguasa kapal penagkap ikan laut yang berbobot diatas 30 ton,  dan makin berkuasa yang kelas diatas 50 ton. Kapal kapal ini berlayar selama 2- 5 bulan dilaut lepas, punya mesin pendingin es, menangkap ikan laut dan hasilnya di jual , sebagian di pelabuhan dalam negeri, sebagaian besar di jual  di tengah laut ke kapal-kapal penampung asing yaitu sebagian besar kapal Taiwan, Thailand,Tiongkok,Jepang, malayisa.Maka tidak heran jumlah tangkapan ikan di Thailand adalah  70% dari jumlah tangkapan RI, padahal Luas laut RI lebih luas 20 kali lipat daripada Thailand.
Pemilik kapal ikan diatas 50 ton yang bermarkas di pelabuhan-pelabuhan  Indonesai hanyalah segelintir orang dan erat  hubungannya dengan orang Taiwan dan Tiongkok.Dari sinilah mafia ikan laut bermula.Kru kapal yang berjumlah 20 sampai  40 orang, dipimpin oleh kapten yang akrab dengan orang Tiongkok/ Taiwan.Anggota kru  lainnya  bertindak  sebagai pekerja kapal/penebar jala - digaji 30 ribu sehari satu malam di kapal.( padahal UMR sudah 2 jutaan sebulan )Pekerja Kapal/ penebar jala berasal dari daerah pesisir  dari seluruh  Indonesia yang sudah tidak punya kapal lagi akibat tercekik rentenir, atau kapal ikan yang dimiliki terlalu kecil dan tidak bisa dipakai lagi.
Hasil tangkapan ikan yang sudah sampai di pelabuhan di Indonesai pun masih dimafia lagi, sehingga banyak perusahaan pengolah ikan lokal ( yg tidak berafiliasi ke mafia itu)  tidak dapat stock ikan dan berharga mahal, demikian juga market/pasar lokal dapat ikan berharga mahal. Pasar pasar ikan tradisonal hanya  kebagian ikan asing berkualitas rendah , sedangkan  ikan ikan berkualitas tinggi sudah disalurkan ke luar negeri dan ke lokasi tertentu. maka tidak heran gizi anak Indonesia  jadi rendah,karena sulit dapat ikan segar berkualitas tinggi.

2. Mafia Pangan dalam kemasan seperti kopi , kacang dsb.
Monopoli Perdagangan kopi kemasan di dalam negeri  yang menguasai pasar kopi di Indonesia , menyebabkan matinya ribuan industri kopi bubuk lokal. Kopi dalam kemasan di Indonsia dikusai oleh 3- 4 Pabrik , dan muncul dengan merek sampai 15 merek dagang. Jalur Distribusi  juga dikuasai   sehingga  menutup peluang pengusaha lokal intuk menjadi distributor. Orang lokal cuma sebagai  penyeduh kopi dan menyajikannya  di gelas di warung kopi atau cafe.
Hal ini juga terjadi kacang goreng dalam kemasan, dimana satu-dua perusahaan mengusai pasar kacang goreng dalam kemasan di seluruh indonesia. Ini menyebabkan matinya  ribuan industri rumah tangga kacang goreng yang beroperasi di tingkat lokal  di seluruh Indoensia.
 Hal demikian juga akan mengancam  sektor usaha krupuk putih. Krupuk dalam kaleng ini akan hilang bila pengusaha raksasa liberal  masuk ke usaha ini dan ingin mengusai pasar di seluruh wilayah Indonesia.








3. Mafia Lahan Pangan
Mafia lahan pangan meyebakan hilangnya lahan pertanian yang berganti menjadi fungsi lain , bahka menjadi gudang kosong atau cuma dijadikan bukti jaminan bank oleh para Mafia perbankan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar