Senin, 07 Juli 2014

Klarifikasi Kemunculan Jokowi , bukan dari Konglomerat

Untuk kebaikan bersama maka dipandang perlu klarifikasi atas pemberitaan  fenomena kemunculan Jokowi.
Berdasar data informasi yang kami  kumpulkan melejitnya Jokowi, pertama  dimulai ketika adanya  keadaan layanan di lingkungan pemprov DKI sampai kotamadya di seluruh Jakarta  yang sangat  menurun pada masa  kepemimpinan Fauzi Bowo. Hal itu juga dirasakan oleh seorang koordinator tukang  bangunan yang tinggal di Jakarta, ketika beberapa kali mengurus perijinan. Ternyata  hal tersebut juga dirasakan oleh banyak warga DKI, dan ditambah makin semrawutnya tata kota di Ibukota.
Suatu ketika  pertengahan  tahun  2009 , koordinator tukang dan juga penjual barang eceran itu, bertemu dengan pengurus DPP PDIP  secara tidak sengaja. Maka terjadilah dialog tentang kondisi DKI Jakarta. Pembicaraan kemudian berlanjut beberapa kali, dan  si koord tukang mengajukan saran saran perbaikan. Salah satu saran adalah adanya kepimpinan DKI yang bisa mengerti kondisi langsung rakyat dan keruwetanya serta  tidak terkooptasi oleh kekuatan gubernur saat itu. Maka dicarilah pemimpin  yang mampu memahami kondisi rakyat dan bisa mengelola pemerintahan. Maka walikota Solo itu menjadi pilihan.Dan nama koordinator  tukang itu adalah sama dengan nama konglomerat Lippo, tapi orangnya beda, namanya adalah M. Riyadi. Dan karena si koord tukang pernah mengenyam pendidikan  dasar-dasar  demokrasi , maka saat itu , juga ada usulan kemungkinan pemimpin rakyat di Solo itu menjadi Capres. Kemudian pembicaraan  itu terus digulirkan baik di link partai PDIP maupun di masyarakat , sampai akhirnya Pak Jokowi benar benar dicalonkan dan terpilih sebagai gubernur  DKI   tahun 2012.

Wacana mantan Walikota Solo itu agar menjadi Capres setekah menjabat Gubernur  DKI   juga terus  bergema di masyarakat  kecil dari tukang cuci, bakul jamu , para abang becak dsb di berbagai propinsi dari DKI, Jateng, sebagian Jatim, sebagian Jabar dan terus meluas. Baru dari sinilah dan setelah melihat hasil survei,  bos konglomerat Lippo itu,Moctar Riyadi, baru terdengar turun untuk membantu sebagai  donasi. Tapi benar tidaknya donasi itu juga belum bisa dipastikan.Sehingga bahwa bos Lippo itu  jadi otak utama kemunculan Jokowi adalah  hal salah dan menyesatkan.  Jokowi muncul karena dukungan rakyat bukan dari konglomerat.

Mengenai bahwa bos Lippo itu jadi donatur untuk Bill Clinton maka hal itu adalah hal biasa disana karena Bill Blinton menerima  donasi  resmi ,sah, terdaftar  dari ribuan orang untuk pencalonannya sebagai Presiden AS. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar